Jumat, Mei 11, 2012

Tugas Analisa dan Perancangan Sistem

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Entri ini beta rancang guna menyelesaikan tugas mata kuliah "Analisa dan Perancangan Sistem" STMIK YADIKA Bangil.
Dari usaha yang udah beta lakukan ini, semoga mendapat hasil yang memuaskan, serta bermanfaat bagi kita-kita. Amiin..
Marilah kita-kita merapat guna bahas tugas beta ini.
Bismillah...

Gambar'1
   Proses Utama "QPL Apotek" beta tertera pada Gambar'1 di atas. Proses singkat dimana 'Pemasok' berperan sebagai aktor yang menawarkan segala bentuk jenis obat kesehatan ke dalam apotek, kemudian apotek berperan sebagai sarana masyarakat (customer) guna mendapatkan segala bentuk jenis obat kesehatan tersebut secara mudah dan Insya Allah murah.

Gambar'2
   Selanjutnya langsung saja belok kiri, kita menuju proses selanjutnya yakni Proses Kedua / Proses Terakhir "QPL Apotek" seperti yang kita tengok pada Gambar'2 di atas. Proses dimana 'Pemasok' berperan sebagai aktor yang menawarkan segala bentuk jenis obat kesehatan ke dalam apotek. Berikutnya "si penerima" segala bentuk jenis obat kesehatan tersebut mengoper kepada 'Staff Pengelompokan' guna menyeleksi serta mengelompokkan segala bentuk jenis obat kesehatan tersebut (dari OK atau non-OKnya segala bentuk jenis obat kesehatan tersebut). Segala bentuk jenis obat kesehatan yang berstatus non-OK dikembalikan kepada 'Pemasok' lagi.
    Setelah itu muncul 'Gudang' yang bertugas menerima segala bentuk jenis obat kesehatan yang berstatus OK. Selanjutnya 'Gudang' juga bertugas mempublikasikan segala bentuk jenis obat kesehatan yang layak jual. 'Stok obat' siap ditawarkan kepada customer, dan Apotek juga siap mengambil pendapatan dari para customer dengan jujur.

Inilah Proses "QPL Apotek" beta, semoga bermanfaat bagi kita-kita semua. Kurang ataupun lebihnya, beta minta maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih atas waktu dan perhatiannya.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb..



Pasoeroean, May 12 2012
Mu'adz HaekaL

Rabu, April 25, 2012

Diakui Jika Menang

Sungguh lucu jika kita menengok kondisi negeri ini, orang bakal dielu-elukan saat mereka berprestasi. Bahkan, seluruh orang sama-sama ngeklaim “itu temanku” atau “itu anak didikku” (intinya: selalu diperebutkan). Namun, saat mau memulai tak pernah ada support. Atau mungkin, banyak yang ragu dengan kemampuan pribadi.
Itu jelas terlihat. Setiap ada prestasi, tingkat partisipasi aparatur terkait sebatas menafshrkan “perhatian” dengan memberikan penghargaan dan serangkaian acara ceremonial. Adakah sebuah perhatian yang kongkrit, semisal perhatian terhadap anak-anak putus sekolah? Lucu memang, ingin sebuah prestasi tanpa mau berkorban. Lama-lama, malah itu lebih pantas dikatakan sulapan.
Belum lagi jika kita melihat komitmen pemerintah mengenai dunia pendidikan di tanah air. Semuanya hanya sekedar utopia. Mana anggaran pendidikan sebesar 20 persen yang dijanjikan? Sudah berapa tahun janji-janji itu diolor-olor? Di sisi l`in, biaya pendidikan yang semakin mahal jadi sebuah alasan bagi anak bangsa yang sedang berkarya. Itu semakin klop dengan masalah ekonomi yang menuntut anak usia sekolah untuk menjajakan hak sekolahnya demi sesuap nasi.
Tak salah jika Vincentius Jeremy Suhardi (anak bangsa yang ikut dalam Olimpiade Kimia Internasional di Moskow,Rusia) sempat mengeluh mengenai kurangnya fasilitas penunjang. Mungkin, pemerintah banyak berfikir mengenai jangka pendek saja. Yakni, berkutat dalam masalah investasi asing. Padahal, jangka panjang (dunia pendidikan) juga merupakan sebuah investasi yang paling signifikan bagi kemajuan Indonesia.
Di bulan akhir tahun ini, marilah, kita bahu-membahu berupaya meningkatkan dunia pendidikan untuk menyokong tantangan di hari nanti.